PM Australia Beri Sinyal Hubungan yang Lebih Kuat dengan Indonesia Terkait Keamanan dan Iklim

JAKARTA (Reuters) – Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menggembar-gemborkan hubungan yang mendalam dengan tetangga dekat Indonesia pada Senin (6 Juni), menjanjikan kerja sama yang lebih kuat dalam perdagangan, keamanan, dan perubahan iklim selama kunjungan bilateral pertamanya sejak terpilih bulan lalu.

Sebelum pembicaraan resmi dimulai, PM Albanese menemani tuan rumahnya, Presiden Joko Widodo, untuk berkeliling istana kepresidenan di Bogor dengan sepeda bambu.

Menekankan pentingnya terlibat dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, perdana menteri baru Australia membawa delegasi bisnis profil tinggi ke Indonesia, bersama dengan Menteri Luar Negeri Penny Wong dan Menteri Perdagangan Don Farrell.

“Indonesia berada di jalur untuk menjadi salah satu dari lima ekonomi terbesar di dunia,” kata Albanese. “Merevitalisasi hubungan perdagangan dan investasi kami adalah prioritas bagi pemerintah saya.”

Pemerintah akan bekerja sama untuk mewujudkan potensi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA), katanya, dan juga menawarkan keahlian teknis untuk pengembangan ibukota hijau dan teknologi tinggi baru yang direncanakan di Indonesia, Nusantara.

Albanese menegaskan kembali janji senilai A$470 juta (S$466 juta) selama empat tahun untuk pembangunan luar negeri di Indonesia dan kawasan ini, kemitraan iklim dan infrastruktur senilai A$200 juta dengan Indonesia, dan pembentukan kantor Asia Tenggara baru di departemen luar negeri Australia.

“Sesuai dengan target iklim ambisius pemerintah saya, saya ingin akses yang lebih baik ke energi bersih yang terjangkau, andal, dan aman di seluruh wilayah kami, saat kami bertransisi ke dunia nol bersih bersama,” katanya.

Perjalanan itu dilakukan ketika pemerintah Partai Buruh Australia yang baru, yang mengakhiri hampir satu dekade pemerintahan konservatif dalam pemilihan 21 Mei, menempatkan fokus yang lebih besar pada hubungan dengan Asia Tenggara dan perubahan iklim, sebuah masalah penting bagi negara-negara tetangganya di Pasifik, karena menavigasi hubungan dengan China yang lebih tegas.

Menteri luar negeri baru Australia kelahiran Malaysia, yang sebelumnya mengatakan Indonesia tidak mendapatkan perhatian yang layak di bawah pemerintahan sebelumnya, bertemu dengan mitranya dari Indonesia Retno Marsudi pada hari Minggu.

Presiden Jokowi, demikian pemimpin Indonesia umumnya dikenal, menekankan pentingnya kedua negara memperkuat komitmen bilateral mereka di tengah tantangan global saat ini.

Jokowi menegaskan kembali pentingnya kemitraan ekonomi strategis dan IA-CEPA, yang akan memungkinkan lebih banyak orang Indonesia untuk bekerja di Australia, pembukaan kampus Monash University baru-baru ini di Jabodetabek, dan pentingnya ketahanan pangan dan keberlanjutan.

Albanese juga dijadwalkan bertemu dengan Lim Jock Hoi, sekretaris jenderal Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang beranggotakan 10 negara yang berbasis di Jakarta, sebelum menuju ke Makassar di Indonesia timur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Proudly powered by WordPress | Theme: Cute Blog by Crimson Themes.