Kuala Lumpur (ANTARA) – Bank sentral Malaysia dan Uni Emirat Arab menandatangani pakta pada Jumat untuk membina hubungan ekonomi yang lebih erat antara kedua negara, termasuk di bidang keuangan Islam.
Pakta tersebut menandakan kerjasama yang lebih kuat antara kedua pusat keuangan, yang memiliki gabungan US $ 181 miliar (S $ 225 miliar) dalam aset perbankan syariah pada tahun 2011, meskipun persaingan semakin ketat untuk pangsa bisnis Islam.
Gubernur kedua bank sentral menandatangani nota kesepahaman di sela-sela pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia di Washington.
Ini mengikuti kerja sama yang lebih kuat antara pusat-pusat keuangan Islam, khususnya kawasan Teluk dan Asia Tenggara, meskipun ada perbedaan tradisional dalam desain dan implementasi produk keuangan yang sesuai syariah.
Kedua bank sentral adalah pendukung utama International Islamic Liquidity Management Corp yang berbasis di Malaysia, sebuah lembaga yang bertugas mengatasi kekurangan produk pinjaman antar bank untuk bank-bank Islam.
Tahun lalu, komisi sekuritas Malaysia merevisi pedomannya untuk menyaring ekuitas yang memenuhi syarat untuk investasi Islam, memindahkannya lebih dekat ke pendekatan yang digunakan di Teluk.
Industri perbankan syariah global diperkirakan akan mencapai US $ 1,3 triliun pada akhir tahun. Ini mengikuti prinsip-prinsip agama seperti larangan bunga dan spekulasi moneter murni.