JAKARTA – Ibu kota Indonesia, Jakarta, memperpanjang pembatasan selama dua minggu mulai Jumat (3 Juli) dengan peningkatan pengawasan di pasar tradisional dan kereta komuter.
Kedua wilayah tersebut dilanda lonjakan infeksi virus corona penyebab Covid-19.
Kota berpenduduk sekitar 10 juta itu mulai melonggarkan pembatasan pada awal Juni dan pindah ke apa yang disebut “fase transisi”. Tempat kerja, tempat ibadah, pusat perbelanjaan, dan tempat rekreasi dibuka kembali di bawah pedoman kesehatan yang ketat, termasuk beroperasi dengan kapasitas 50 persen dan memastikan bahwa orang menjaga jarak aman, atau 1 meter dari satu sama lain.
Gubernur Jakarta Anies Baswedan mengatakan pada hari Rabu (1 Juli) bahwa keputusan untuk memperpanjang langkah-langkah pembatasan sejalan dengan indikator tim kesehatan masyarakat Universitas Indonesia.
“Berdasarkan pertemuan dengan gugus tugas Covid-19, pembatasan sosial berskala besar dalam fase transisi akan diperpanjang, artinya semua kegiatan dapat dilakukan dengan mempertahankan kapasitas 50 persen (di tempat),” katanya, seraya menambahkan bahwa keputusan tersebut akan ditinjau kembali sejalan dengan bagaimana situasi Covid-19 berkembang di ibu kota.
Dr Anies juga mengungkapkan bahwa pengawasan akan diperketat di sekitar 300 pasar tradisional, yang dioperasikan baik oleh pemerintah kota dan masyarakat setempat serta di kereta komuter yang menghubungkan ibukota dengan satelitnya.
Dia mengatakan bahwa pasukan dan polisi akan dikerahkan untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan kapasitas 50 persen.
Dr Anies, yang sebelumnya adalah menteri pendidikan, menggarisbawahi bahwa masih belum ada rencana untuk membuka kembali sekolah segera meskipun tahun ajaran baru akan dimulai pada 13 Juli.
“Anak-anak termasuk yang paling terpapar risiko (terinfeksi) … Pada awal tahun ajaran baru, pembelajaran jarak jauh masih diterapkan,” katanya.