Memulai hidup baru
Kemudian, tersiar kabar kematian Wildan akibat bom bunuh diri.
“Ibu saya tidak pernah lebih hancur, mendengar berita itu. Seluruh keluarga bingung apa yang harus dilakukan,” kata In’am.
Pada bulan-bulan berikutnya, keluarga yang berduka juga mengalami difitnah sebagai “keluarga teroris” dan diselidiki oleh penegak hukum karena diduga terkait teroris.
Penduduk desa “mengucilkan” keluarga itu, kata In’am.
“Sebelumnya, kami bergaul dengan banyak tetangga kami, dan mereka yang tidak bisa kami ajak bergaul setidaknya akan bersikap ramah meskipun mereka berbicara di belakang kami, dan itu cukup normal di sebuah desa. Tapi setelah kematian Wildan, semua orang menghindari kami.
“Mereka juga mulai menyebut saya teroris. Itu sebabnya saya pindah ke Yogyakarta.”
Setelah melakukan perpindahan 320 km dari Lamongan pada tahun 2015, In’am merenungkan apa yang bisa dia lakukan untuk mencegah orang lain mengikuti jejak saudaranya.
Dia dan beberapa temannya kemudian memulai sebuah organisasi kontra-terorisme bernama Yayasan Lingkar Perdamaian, menjangkau kaum muda dari Kopi Gandroeng dan membimbing mereka keluar dari lubang kelinci yaitu ekstremisme Islam. Mereka juga mendukung mantan teroris, dengan memberi mereka pekerjaan, misalnya.