Surat minggu ke-3: Tingkatkan skema tempat duduk prioritas ‘stiker kuning’

Otoritas Transportasi Darat (LTA) baru-baru ini meluncurkan inisiatif percontohan “stiker kuning” untuk memenuhi kebutuhan komuter dengan kondisi medis yang kurang terlihat seperti sakit kronis dan penyakit jantung.

Komuter dapat memperoleh stiker kuning cerah di stasiun MRT, persimpangan bus, dan kantor tiket TransitLink, dan menggunakannya untuk memberi tahu komuter lain bahwa mereka memiliki kondisi medis dan memerlukan tempat duduk prioritas.

Inisiatif ini patut dipuji dan saya punya beberapa saran untuk memperbaikinya dan mempromosikannya secara lebih luas.

Pertama, kebutuhan surat keterangan medis atau surat dokter untuk mendukung permintaan stiker agak membatasi. Hal ini dapat menyebabkan biaya tambahan dan ketidaknyamanan bagi beberapa komuter.

Saya gagal mendapatkan stiker untuk putra saya ketika saya menunjukkan Kartu Identitas Registrasi Disabilitas Perkembangan yang dikeluarkan oleh Dewan Nasional Layanan Sosial, meskipun kartu tersebut dengan jelas menyatakan bahwa ia memiliki sedikit masalah mobilitas. Dia diberi satu hanya setelah saya menerima konfirmasi tertulis LTA bahwa dia memenuhi syarat untuk skema tersebut.

Saya menyarankan agar stiker tersedia secara bebas untuk siapa saja, tanpa perlu bukti kondisi medis. Kemungkinan orang yang tidak memenuhi syarat menyalahgunakan skema ini sangat rendah.

Kedua, stikernya sangat kecil, hanya dengan tulisan “Maaf, bolehkah saya duduk?”. Itu tidak memiliki stempel resmi dari otoritas mana pun. Orang-orang hanya akan menganggapnya sebagai stiker acak yang diberikan di beberapa acara dan tidak akan memperhatikan.

Stiker harus lebih besar dan juga menyertakan kata-kata seperti “Saya tidak bisa berdiri terlalu lama karena kondisi medis” dan “Ini adalah inisiatif LTA”.

Ketiga, tidak banyak orang yang mengetahui skema “stiker kuning” ini meskipun diluncurkan lebih dari dua bulan lalu.

LTA harus mempublikasikan skema di media dan di acara-acara komunitas. Informasi tentang skema ini juga harus dimasukkan dalam tanda “kursi prioritas” di bus dan kereta api.

Terakhir, saya berharap masyarakat umum akan secara konsisten menunjukkan keramahan kepada manula, ibu hamil, orang tua dengan anak kecil dan orang-orang berkebutuhan khusus, terlepas dari apakah ada inisiatif pemerintah untuk mempromosikan keanggunan sosial.

Betty Ho Peck Woon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Proudly powered by WordPress | Theme: Cute Blog by Crimson Themes.