Pemimpin Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa mengatakan klaim penculikan karyawan kedutaan Swiss sebagai bagian dari rencana untuk mendiskreditkannya

Kolombo (AP) – Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa mengatakan pada hari Kamis (19 Desember) bahwa ia telah menjadi korban dalam dugaan penculikan seorang karyawan Kedutaan Besar Swiss yang dilaporkan diancam dan dilecehkan secara seksual untuk mengungkapkan informasi terkait kedutaan.

Rajapaksa mengatakan laporan dugaan penculikan muncul di media asing sebelum fakta-fakta ditetapkan, dan para kritikus menuduh pemerintahnya melaksanakannya.

“Sekarang sangat jelas. Sebenarnya dalam kasus ini korbannya adalah saya, bukan wanita itu,” kata Rajapaksa dalam komentar kepada media asing.

“Sangat jelas bahwa itu adalah hal yang direncanakan untuk mendiskreditkan saya dan pemerintah,” katanya. “Selama bertahun-tahun mereka berbicara tentang van putih dan semua penculikan. Sekarang mereka ingin mengatakan segera setelah pemilihan saya ini terjadi,” kata Rajapaksa.

Kementerian Luar Negeri Swiss menyebut dugaan penculikan karyawan kedutaan Garnier Banister Francis pada 25 November sebagai “serangan yang sangat serius dan tidak dapat diterima” dan memanggil duta besar Sri Lanka untuk menuntut penyelidikan. Ia juga mengkritik kurangnya proses hukum dalam kasus ini.

Polisi telah menahan Francis sambil menunggu tuduhan bahwa dia membuat pernyataan untuk menciptakan ketidakpuasan terhadap pemerintah dan bukti palsu.

Rajapaksa mengatakan bukti yang dikumpulkan oleh penyelidik tidak cocok dengan laporan Francis.

Menteri Luar Negeri Swiss Ignaio Cassis menelepon mitranya dari Sri Lanka, Dinesh Gunawardena, pada hari Rabu untuk membahas kasus ini.

Sebuah pernyataan Sri Lanka mengatakan Gunawardena menekankan bahwa pemerintah telah “sepenuhnya mematuhi hukum nasional dan standar peradilan internasional, dan bahwa setiap pernyataan yang bertentangan secara faktual tidak akurat”.

Rajapaksa menjadi presiden setelah memenangkan pemilihan 16 November. Tak lama setelah itu, seorang penyelidik polisi Sri Lanka, Nishantha Silva, melarikan diri ke Switerland.

Silva telah menyelidiki dugaan penculikan, penyiksaan, pembunuhan dan penghilangan paksa jurnalis dan aktivis ketika Rajapaksa menjadi kepala pertahanan di bawah kepresidenan saudaranya Mahinda Rajapaksa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Proudly powered by WordPress | Theme: Cute Blog by Crimson Themes.